SAMASTA

(Santun, Maju, Sukses & Taat)

  • Home
    • Sejarah Sekolah
  • Administrasi Sekolah
    • Program Kepala Sekolah
    • Rincian Pengunaan Dana BOS
    • RPP
    • SILABUS
    • PROTA
    • PROMES
    • PROGRAM SEMESTER
    • PROGRAM TAHUNAN
    • JURNAL MENGAJAR
  • Profil Guru & Pegawai
    • Kepala Sekolah
    • Guru Kelas
      • Wali Kelas 6A
      • Wali Kelas 6B
      • Wali Kelas 5A
      • Wali Kelas 5B
      • Wali Kelas 4A
      • Wali Kelas 4B
      • Wali Kelas 3A
      • Wali Kelas 3B
      • Wali Kelas 2A
      • Wali Kelas 2B
      • Wali Kelas 1A
      • Wali Kelas 1B
    • Guru Mapel
      • Guru Agama Hindu Kelas A
      • Guru Agama Hindu Kelas B
      • Guru Agama Kristen
      • Guru Bahasa Bali
      • Guru Bahasa Inggris
      • Category 4
      • Category 5
    • Pegawai Administrasi
      • Admin Operator
      • Admin BOS
      • Admin Aset
      • Admin Perpustakaan
      • Penjaga Keamanan
  • Ekstrakurikuler
    • Pramuka
    • Kesenian
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Komputer
    • Olahraga
  • Kontak Kami


 R.A Kartini merupakan putri dari seorang patih bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat.

Ayahnya, dari patih kemudian diangkat menjadi Bupati Jepara.

Kartini yang lahir 21 April 1879 ini dikenal sebagai wanita yang jadi pelopor kesetaraan derajat wanita dan pira di Indonesia.

Jika ditulusuri, silsilah keluarga sang ayah bisa sampai ke Hamengkubuowo IV.

Garis keturunan Sosroningrat juga bisa ditelusuri hingga masa Kerajaan Majapahit.

Ayah RA Kartini awalnya hanya seorang wedana (pembantu bupati) di Mayong, Jepara.

Saat itu, kolonial Belanda mewajibkan siapapun yang jadi bupati, harus memiliki darah bangsawan sebagai istrinya.

Namun, ibu Kartini, M.A Ngasirah bukan bangsawan.

M.A. Ngasirah merupakan istri pertama dari Sosroningrat yang bekerja sebagai guru agama di salah satu sekolah di Telukawur, Jepara.

Karina Ngasirah bukan seorang bangsawan, ayah Kartini kemudian menikah lagi dengan Raden Adjeng Moerjam.

Radeng Adjeng Moerjam merupakan wanita yang memiliki keturunan langsung dari Raja Madura.

Pernikahan tersebut juga langsung mengangkat kedudukan ayah Kartini menjadi bupati, menggantikan ayah dari R.A. Moerjam, yaitu Tjitrowikromo.

Perjuangan R.A Kartini

Mengutip dari grid.id, diketahui bahwa di masa penjajahan Belanda, tidak semua anak bisa mendapatkan pendidikan yang layak.

Budaya patriarki masih melekat di tanah Jawa, maka dari itu para kaum wanita memiliki kewajiban untuk mengurus rumah dan tidak diperbolehkan memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari kaum pria.

Karena hal itulah, setelah usia 12 tahun, R.A Kartini harus berhenti bersekolah karena harus mengikuti budaya yang berjalan.

Karena tetap semangat mencari ilmu, Kartini tetap berjuang untuk mendapatkan pengetahuan dari rumahnya.

Maka selama ia di rumah dan tidak bersekolah, ia tetap rajin mencari ilmu, dengan bertukar pikiran dengan teman-temannya melalui surat.

R.A Kartini juga gemar membaca buku-buku kebudayaan Eropa seperti buku karya Louis Coperus yang berjudul Des Stille Kraacht.

Kegemarannya dalam membaca buku, membuat wawasan Kartini menjadi lebih terbuka.

Kemudian muncul pemikiran ingin memperjuangkan haknya sebagai perempuan.

Kartini mulai memberi perhatian lebih pada adanya gerakan emansipasi wanita.

Menikah dengan KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat

R.A Kartini pada tahun 1903 pun menikah dengan Bupati Rembang, KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat.

Lalu, ia memutuskan untuk mendirikan sekolah wanita.

Tujuan Kartini mendirikan sekolah tersebut adalah untuk memberikan kebebasan pendidikan bagi wanita pribumi.

Namun, pada 17 September 1904, R.A Kartini menghembuskan napas terakhirnya setelah melahirkan anak pertamanya, Soesalit Djojoadhiningrat.

Surat Peninggalan R.A Kartini

Banyaknya surat-surat Kartini saat ia muda menginspirasi banyak wanita Indonesia karena berisikan tentang perjuangannya mengenai status sosial hak para wanita pribumi.

Bukti perjuangan R.A Kartini tersebut kemudian disusun sebagai buku.

Buku tersebut dikenal dengan judul Door Duisternis tot Licht atau dalam bahasa Indonesia "Habis Gelap Terbitlah Terang".

Sejarah perjuangan R.A Kartini hingga saat ini masih dikenang, terkhusus pada saat Hari Kartini 21 April.

Sumber: tribunnews.com


 Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100% hari pertama di SD No. 4 Kuta berlangsung dengan baik dan tetap mematuhi protokol kesehatan. Terlihat siswa-siswi SD No. 4 kuta sangat antusias dalam pembelajaran. Terus semangat dan terus semangat belajar untuk siswa-siswi SD No. 4 Kuta. Jadilah penerus anak Bangsa Indonesia yang bisa dibanggakan.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Kontak Kami

Nama

Email *

Pesan *

Sejarah Sekolah

SD No. 4 Kuta, yang dulu bernama SD No. 6 Kuta berlokasi di Jalan Dewi Sartika Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, terletak di dekat Pantai Kuta dan merupakan daerah pariwisata. Secara geografis SD No. 4 Kuta berada di ibu kota kecamatan, jarak ke ibu kota relatif dekat yaitu 17 km yang dapat ditempuh dengan perjalanan selama 30 menit. SD No. 4 Kuta didirikan pada tanggal 25 April 1974 dengan SK Gubernur Bali Nomor 35/PD/22/1974 tanggal 1 Juli 1974, dan berdiri di tanah seluas 2.180 m2 yang merupakan milik pemerintah Kabupaten Badung dan sudah bersertifikat. SD No. 4 Kuta memiliki luas tanah 21,8 Are, dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah utara : Ramayana Resort and Hotel Sebelah timur : SMP Sunari Loka Kuta Sebelah Selatan : Perumahan Penduduk Sebelah Barat : Kuta Paradiso Hotel, Pantai Kuta Awal berdirinya SD No. 4 Kuta yang menjabat sebagai Kepala Sekolah adalah sebagai berikut: I Gusti Made Mayun ( Tahun 1974 s.d. 1980 ) Drs. I Gusti Made Predi ( Tahun 1980 s.d. 1990 ) I Made Redyana ( Tahun 1990 s.d. 1991 ) I Gusti Made Puja ( Tahun 1991 s.d. 2001 ) Drs. Gusti Agung Made Subawa ( Tahun 2001 s/d 2003 ) Ni Made Kariati, S.Pd. ( Tahun 2003 s/d 2018 ) Dra. Ni Ketut Armini, M.Pd. ( Tahun 2018 s/d 2025) I Nengah Suarjana, S.Pd. ( Tahun 2025 sampai sekarang)

SUBSCRIBE & FOLLOW

Categories

  • Aktivitas Sekolah 35
  • Hari Peringatan 3
  • Hari Raya 4
  • Kesehatan 1
  • Kunjungan 3
  • Pembelajaran 8
  • Pengumuman 2
  • Perlombaan 2
  • Perpus Vidya Lokha Shanti 2
  • Prestasi 1
  • Profil Sekolah 1
  • Rapat Koordinasi 1
  • RPP SD 1
SD No. 4 Kuta. Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

  • ►  2025 (17)
    • ►  Oktober 2025 (3)
    • ►  Agustus 2025 (2)
    • ►  Juli 2025 (2)
    • ►  Juni 2025 (5)
    • ►  Mei 2025 (2)
    • ►  April 2025 (3)
  • ►  2024 (3)
    • ►  Oktober 2024 (1)
    • ►  Maret 2024 (2)
  • ▼  2022 (27)
    • ►  Agustus 2022 (1)
    • ►  Juli 2022 (1)
    • ►  Juni 2022 (7)
    • ►  Mei 2022 (4)
    • ▼  April 2022 (2)
      • Hari Kartini 2022 SD No. 4 Kuta
      • PTM 100% SD No. 4 Kuta
    • ►  Maret 2022 (1)
    • ►  Februari 2022 (4)
    • ►  Januari 2022 (7)
  • ►  2021 (17)
    • ►  Oktober 2021 (10)
    • ►  September 2021 (7)

Supported by @2021 | Copyright @2021 SD No. 4 Kuta, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung